Selasa, 26 April 2016

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PEMBERSIH SAMPAH DAN KOTORAN PADA TEPI SUNGAI DAN SELOKAN

Pembahasan

- Ide Alat
Barwal dari banyak nya sampah yang menggunung di tepi-tepi sungai, sampah2 tersebut selalu muncul dan menggunung. Meskipun pemerintah telah berusaha dalam mengerahkan tenaga kerja mereka untuk membersikan sampah-sampah tersebut. Belum lagi setiap minggu kita musti bergotong royong di tiap-tiap kecamatan untuk membersihkan selokan di setiap rumah. 
Betapa capek dan memerlukan biaya banyak untuk bergotong royong dan mengerahakan tenaga kerja yang musti di bayar. Sebenarnya sih gampang aja untuk menjaga kebersihan di sekitar kita yaitu untuk tidak “MEMBUANG SAMPAH SEMBARANGAN”. Sayangnya masyarakat Indonesia masih menyepelekan betapa pentingnya mengelola sampah dan tidak membuang sampah sembarangan. Bayangkan, padahal itu sungai atau selokan sudah di bersihkan kemaren. Keesok harinya ada sampah lagi, kalau dibiarkan saja malahakan menggunung sampah tersebut. Akan melelahkan lagi untuk membersihkan manual sungai dan selokan itu lagi. 
Maka dari itu kami, mempunyai sebuah ide praktis untuk membersihkan sampah yang bertebaran di tepi2 sungai dan sebuah selokan.
Sehingga kita tak perlu mengeluarkan biaya lebih atau tenaga untuk membersihkan sampah-sampah yang beradai di selokan dan tepi-tepi sungai yang berada di ibukota yang kita cintai ini.
Sebelum nya, ide ini tercipta dari dua orang berwarga negara australia yang bernama Andrew Turton dan PeteCeglinski, mereka menciptakan nya untuk meyaring sampah di tepi-tepi dermaga. Saya terinspirasi oleh mereka untuk menjaga lingkungan air lebih baik. Sehingga munculah ide ini untuk membuat mesin penyaring saya sendiri


- Visualisasialatdalambentuk3 Dimensi& User Interface untuk system

Gambar 1.1 Filter Penyaring





Gambar 1.2 Cara Kerjanya

- Teori Tentang Penyusunan Alat
Sebelum menyusun alat ini, kita perlu tahu alat apa saja yang kita perlukan dan bagaimana cara alat itu bekerja. Jadi, alat-lat yang kita perlukan ya itu :

1. Pompa
Pompa adalah mesin atau peralatan mekanis yang digunakan untuk menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk mengalirkan cairan dari daerah bertekanan rendah kedaerah yang bertekanan tinggi dan juga sebagai penguat laju aliran pada suatu sistem jaringan perpipaan. Hal ini dicapai dengan membuat suatu tekanan yang rendah pada sisi masuk atau suction dan tekanan yang tinggi pada sisi keluar atau discharge dari pompa. Pada prinsipnya, pompa mengubah energi mekanik motor menjadi energi aliran fluida. Energi yang diterima oleh fluida akan digunakan untuk menaikkan tekanan dan mengatasi tahanan – tahanan yang terdapat pada saluran yang dilalui.
Pompa juga dapat digunakan pada proses - proses yang membutuhkan tekanan hidraulik yang besar. Hal ini bisa dijumpai antara lain pada peralatan - peralatan berat. Dalam operasi, mesin - mesin peralatan berat membutuhkan tekanan discharge yang besar dan tekanan isap yang rendah. Akibat tekanan yang rendah pada sisi isap pompa maka fluida akan naik dari kedalaman tertentu, sedangkan akibat tekanan yang tinggi pada sisi discharge akan memaksa fluida untuk naik sampai pada ketinggian yang diinginkan

Gambar 1.3 Pompa Sentrifugal


2. FIlter
Filter adalah adalah sebuah rangkaian yang dirancang agar melewatkan suatu pitra frekuensi tertentu seraya memperlemah semua isyarat di luar pita ini. Pengertian lain dari filter adalah rangkaian pemilih frekuensi agar dapat melewatkan frekuensi yang diinginkan dan menahan (couple)/membuang (bypass) frekuensi lainnya.


Gambar 1.5  Filter polyethylene

3. Pipa
Pipa dapat diartikan sebagai suatu benda yang relatif panjang, memiliki lubang dan berfungsi untuk memindahkan sebuah zat ataupun materi yang memiliki karakteristik dapat mengalir. Materi tersebut dapat berupa cairan, gas, uap, zat padat yang dilelehkan ataupun butiran yang sangat halus.


Gambar 1.6 Pipa 10”

Jadi, dengan adanya semua alat itu. Kita dapat alat pembersih sampah pada air ini. Pertama kita akan membuat filter sebagai tempat terkumpulnya sampah seperti pada gambar 1.1. Kemudian kita hubungkan filter tersebut dengan pipa yang akan menghubungkan langsung menuju pompa. dengan adanya pompa kita bisa menyedot sampah dan air yang berada di permukaan air tersebut.Lalu, air yang masuk melalui filter akan di keluarkan kembali melalui jalur pompa yang lain. Sehingga sampah tetap tertahan pada filter dan air mengalir melalui jalur pompa yang lain 




- ANALISA SWOT (STRENGTH, WEAKNESS,OBJECTIVE,THREAT):

1. Bagaimana alat ini berjalan?




Gambar 1.7 Flowchart

2. Siapa yang akan menggunakan alat ini?
Yang menggunakan alat ini adalah pemerintah atau seluruh msayarakat. Karana alat ini sangat bermanfaat untuk tetap menjaga kebersihan sekitar sungai, pantai, selokan atau danau.
3. Siapa yang akan membili alat ini?
Seharusnya yang akan membili alat ini pemerintah atau bisa juga untuk seluruh masyarakat Indonesia karena akan lebih menghemat biaya dan tenaga
4. Siapa yang akan terkena dampak dari alat yang saya ciptakan?
Untuk jangka pendek, yang terkena dampaknya adalah masyarakat yang berada di sekitar sungai,pantai atau selokan yang menggunakan alat ini.
Untuk jangka panjang, seluruh rakyat yang ada akan mersakannya
5. Apa Dampaknya?

- Dampaknya adalah lebih bersihnya sungai-sungai, tepi-tepi pantai, selokan atau bendungan dan terbebas dari sampah-sampah yang mungkin bisa menggunung
- Hematnya biaya dan tenaga yang dikeluarkan. Karena alat ini akan secara otomatis mengumpulkan setiap sampah yang berada di permukain air








- Perkiraan harga





- Daftar Pusaka

1. http://contohsuratindonesia.com/contoh-surat-pernyataan-keaslian-skripsi/

2. http://beatifulminders.blogspot.co.id/2009/03/teori-dasar-pompa.html

3. http://izza-anshory.blogspot.co.id/2009/04/apa-itu-filter.html

4. http://hghfyrfsfgfggf.blogspot.co.id/2014/03/apa-itu-pipa-seamless.html

5. https://creately.com/app/?tempID=h13f6qvm2#

6. http://www.aliexpress.com/item/40-mesh-nylon-net-polyethylene-electroplating-screen-filtration-net-cloth-breeding-net-industrial-dust-proof-net/32290316219.html?spm=2114.40010208.4.6.zZDyhi

7. http://www.sinarjayadiesel.com/?wpsc_product_category=pompa-air

8. http://abadimetalutama.com/produk-pipa-pvc-vinillon/

Eksistensi Bahasa Indonesia di Era Globalisasi


Eksistensi Bahasa Indonesia Pada era globalisasi sekarang ini, jati diri bahasa Indonesia perlu dibina dan dimasyarakatkan oleh setiap warga negara Indonesia. Hal ini diperlukan agar bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh pengaruh dan budaya asing yang tidak sesuai dengan bahasa dan budaya bangsa Indonesia. Pengaruh alat komunikasi yang begitu canggih harus dihadapi dengan mempertahankan jati diri bangsa Indonesia, termasuk jati diri bahasa Indonesia. Ini semua menyangkut tentang kedisiplinan berbahasa nasional, pemakai bahasa Indonesia yang berdisiplin adalah pemakai bahasa Indonesia yang patuh terhadap semua kaidah atau aturan pemakaian bahasa Indonesia yang sesuai dengan situasi dan kondisinya. Disiplin berbahasa Indonesia akan membantu bangsa Indonesia untuk mempertahankan dirinya dari pengaruh negatif asing atas kepribadiannya sendiri.

Bahasa Indonesia memegang peranan penting dalam membangun manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan sumber daya manusia yang relevan dengan perkembangan zaman. Karena itu, peningkatan pendidikan bahasa Indonesia di sekolah-sekolah perlu dilakukan melalui peningkatan kemampuan akademik para pengajarnya.

Bahasa dan Sastra Indonesia adalah sebagai sarana pengembangan penalaran. Pembelajaran bahasa Indonesia selain untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, juga untuk meningkatkan kemampuan berpikir, bernalar, dan kemampuan memperluas wawasan.

Peningkatan fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana keilmuan perlu terus dilakukan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seirama dengan ini, peningkatan mutu pengajaran bahasa Indonesia di sekolah perlu terus dilakukan. 

Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia sudah berusia ± 80 tahun. Jika dianalogikan dengan kehidupan manusia, dalam rentang usia tersebut idealnya sudah mampu mencapai tingkat kematangan dan kesempurnaan, sebab sudah banyak merasakan lika-liku dan pahit-getirnya perjalanan sejarah.

Untuk menggetarkan penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, pemerintah telah menempuh politik kebahasaan, dengan menetapkan bulan Oktober sebagai Bulan Bahasa. Namun, seiring dengan bertambahnya usia, bahasa Indonesia justru dihadang banyak masalah. Pertanyaan bernada pesimis justru bermunculan. Mampukah bahasa Indonesia menjadi bahasa budaya dan bahasa Iptek yang berwibawa dan punya prestasi tersendiri di tengah-tengah dahsyatnya arus globalisasi? Mampukah bahasa Indonesia bersikap luwes dan terbuka dalam mengikuti derap peradaban yang terus gencar menawarkan perubahan dan dinamika? Masih setia dan banggakah para penuturnya dalam menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi yang efektif di tengah-tengah perubahan dan dinamika itu?

Jika kita melihat kenyataan di lapangan, secara jujur harus diakui, bahasa Indonesia belum difungsikan secara baik dan benar. Para penuturnya masih dihinggapi sikap inferior (rendah diri) sehingga merasa lebih modern, terhormat, dan terpelajar jika dalam peristiwa tutur sehari-hari, baik dalam ragam lisan maupun tulis, menyelipkan setumpuk istilah asing, padahal sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia. 

Akan tetapi, beberapa kaidah yang telah dikodifikasi dengan susah-payah tampaknya belum banyak mendapatkan perhatian masyarakat luas. Akibatnya bisa ditebak, pemakaian bahasa Indonesia bermutu rendah: kalimatnya rancu dan kacau, kosakatanya payah, dan secara semantik sulit dipahami maknanya. Anjuran untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar seolah-olah hanya bersifat sloganistis, tanpa tindakan nyata dari penuturnya (Sawali Tuhusetya, 2007). 

Melihat persoalan di atas, tidak ada kata lain, kecuali menegaskan kembali pentingnya pemakaian bahasa Indonesia dengan kaidah yang baik dan benar. Hal ini –disamping dapat dimulai dari diri sendiri- juga perlu didukung oleh pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah.
Pembelajaran bahasa Indonesia tidak lepas dari belajar membaca, menulis, menyimak, berbicara, dan kemampuan bersastra. Aktivitas membaca merupakan awal dari setiap pembelajaran bahasa. Dengan membaca, masyarakat khususnya pelajar yang menyandang gelar kaum intelektual dilatih mengingat, memahami isi bacaan, meneliti kata-kata istilah dan memaknainya. Selain itu, pelajar juga akan menemukan informasi yang belum diketahuinya.

http://www.kompasiana.com/ridhoboaz/eksistensi-bahasa-indonesia-di-era-globalisasi_5517d72081331125699de3eb

Pertemuan Kedua

“Rak nomor dua belok kanan jalan lurus sampai ada tulisan ensiklopedia hadap kiri. Sudah sampai.” Seorang pemuda memandang rak di depannya dengan perasaan takjub. Tidak, bukan takjub dengan kondisi rak di depannya atau dengan deretan buku-buku besar itu, tidak. Tapi dengan seorang gadis yang tadi memberinya petunjuk tempat buku yang dipinjam oleh temannya kemarin. Ia mengingat pertemuannya dengan gadis tadi. Gadis yang ia tak tahu namanya.
Waktu sudah menunjukkan pukul 13.30, sebuah sekolah mulai terlihat ramai dengan kepulangan para muridnya. Di antara mereka, terlihat seorang gadis manis dengan rambut terkucir rapi sedang berkaca di depan spion motor salah satu guru. “Ehm.. Reni, ini catatan yang tadi mau kamu pinjam.” Gadis yang sedang berkaca itu pun langsung membalikkan badannya. “Ah.. terima kasih ya Fat, besok kalau ada catatan aku pinjam lagi.” Gadis itu langsung mengambil buku yang ada di tangan Fatih. Fatih hanya bisa terdiam. Ya, seperti yang lain, mereka akan langsung meninggalkannya. Tak akan ada yang menyapanya. “Hey, Fatih. Aku mau minta tolong ya, balikin buku ini ke perpustakaan kota dan ini kartunya. Terima kasih banyak.”
Dan itu satu lagi, yang selalu datang dan pergi dengan begitu cepat, Andi. Fatih melihat buku yang ada di tangannya saat ini, berat. Dan yang pasti dia belum pernah ke perpustakaan kota sebelumnya. Sudahlah, lihat saja nanti bagaimana. Perpustakaannya lumayan besar, ada musala di dalamnya. Ia pun memutuskan untuk masuk ke musala dulu. Setelah selesai, dia melihat ada seorang gadis duduk di dekat tasnya, terlihat sedang merapikan jilbab. Gadis itu tampak manis, tapi ia langsung berlalu begitu ia sadar bahwa Fatih sedang melihatnya. Astaghfirullah, Fatih langsung menundukkan pandangannya. Karena baru pertama di perpustakaan besar ini, Fatih hanya bisa melihat-lihat dulu.
“Baru pertama kali di sini ya?” sebuah suara dari belakang mengagetkannya.
“I..Iya..” seseorang itu tak lain adalah gadis yang tadi dilihat Fatih di musala.
“Cari buku apa? biar aku bantu,” tawar gadis itu.
“Aku cuma mau mengembalikkan buku ini, temanku yang pinjam,” gadis itu melihat sebentar buku besar yang dibawa Fatih. “Oh.. kamu jalan dari sini, rak nomor dua belok kanan, jalan lurus sampai ada tulisan ensiklopedia hadap kiri, sepertinya di situ,” jelasnya.
“Baiklah, terima kasih.” Fatih langsung pergi mencari tempatnya.

10 Tahun Kemudian.
Fatih hanya berdiam di depan meja kantornya. Ia memikirkan apa yang diminta kedua orangtuanya beberapa hari ini. Mereka meminta Fatih untuk menikah dengan gadis yang telah dipilih keduanya. Ia mempertimbangkan untuk bertemu dengannya dulu. Malam harinya, Fatih dan kedua orangtuanya datang berkunjung ke rumah gadis itu, namanya Nanda. Setelah mulai berbincang, seseorang datang mengantar minuman. Sekejap, Fatih seperti pernah bertemu dengannya. Ketika gadis berjilbab itu meletakkan minuman di depannya, Fatih mencoba menyapa.

“Permisi, apa aku mengenalmu?” gadis itu menatap Fatih sekejap dan terkejut.
“Kamu yang di perpustakaan dulu?” ucap gadis itu. Ternyata Fatih tidak salah, dialah gadis yang dulu membantunya.
Tiba-tiba Nanda berkata, “Kakak, apakah dia orang yang dulu pernah kakak ceritakan padaku?” Ruangan itu tiba-tiba menjadi sunyi dan gadis itu pun ke luar dari ruangan ini. Sang ayah seperti memberi isyarat pada ayahku untuk berbicara empat mata di luar. Setelah masuk, wajah mereka tampak sumbringah.

“Begini, aku dan Ayahmu sudah sepakat untuk menjodohkan kalian berdua.” Nanda tampak terkejut.
“Ayah, Ayah tahu kan..” tapi kata-katanya dihentikan gerakan halus tangan ayahnya.
“Ayah tahu sayang, karena itu… Aira, masuklah!” Setelah perintah tadi, gadis tadi masuk kembali ke ruangan.
“Iya Ayah,” ucapnya sambil menundukkan kepalanya.
“Kamu sudah menolak beberapa laki-laki yang datang ke rumah ini, Ayah tahu kamu menunggu seseorang, diakah yang kau tunggu?”

Pertanyaan ayahnya membuat jantung Fatih berdegup kencang. Gadis itu hanya diam dan menundukkan kepalanya semakin dalam. Bukannya marah karena tak dijawab, tapi ayahnya malah tersenyum. “Nah, sekarang Nak Fatih, maukah kamu aku nikahkan dengan anakku, Aira?” Fatih terkejut dan tak bisa berkata-kata sedang ayahnya merangkul pundaknya dan tersenyum padanya, ayahnya tahu. Fatih menundukkan kepalanya dan dengan halus berkata, “Iya, saya mau.” Sekejap seisi ruangan dipenuhi dengan suara tahmid. Fatih dan Aira melirik dengan malu-malu. Sebulan kemudian pernikahan dilangsungkan. Pertemuan yang tak pernah diduga, pertemuan pertama menjadi perkenalan dan pertemuan yang kedua menjadi takdir untuk bersama.

http://cerpenmu.com/cerpen-cinta-islami/pertemuan-kedua-2.html