Kamis, 24 Maret 2016

13 Tanda Kita Menyia-nyiakan HIDUP Walau Tidak Mau Mengakuinya

13 Tanda Kita Menyia-nyiakan HIDUP Walau Tidak Mau Mengakuinya
Waktu kecil, kita mau jadi astronot, penyanyi, atau insinyur (kaya lagu susan) bener kan? Tapi sekarang setelah dewasa apakah itu semua menjadi kenyataan? Semoga banyak dari Agan disini yang berhasil meraih cita-citanya. Tapi untuk Agan yang masih BELUM berhasil, saya buatkan 13 pertanda kita menyia-nyiakan hidup.. walau kita TIDAK MAU mengakuinya dari sebuah sumber yang tercantum dibawah 

  1. Melakukan hal-hal yang sia-sia
    Ngegame/nonton TV/internetan seharian, makan kebanyakan terus-terusan, dan bahkan minum-minuman keras, dan lainnya. Sebaiknya jika seperti ini, kita mulai mengambil sisi serius dari kehidupan kita! Apa yang kita gunakan untuk waktu kita sehari-hari? Apakah kegiatan sehari-hari kita membimbing kita UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK? Jika tidak, mari kita evaluasi kegiatan sehari-hari kita dan mulai menyusun jadwal dan prioritas hidup kita.
    Tambahan dari agan2:Kecuali kita bermain hape untuk mengurusi lapak, atau bisnis yang menghasilkan sesuatu itu tidak apa apa 
  2. Mengeluh terus menerus
    Saya kenal dengan beberapa teman saya yang kewalahan dalam hidupnya dan tidak pernah berhenti menceritakannya ke saya. Apakah anda seperti itu? Mari jujur pada diri sendiri, apakah anda pernah atau bahkan selalu mengeluh mengenai pekerjaan, boss, gaji, tetangga, atau tentang istri sendiri? Jika IYA, anda BUKAN APA-APA melainkan hanya sebuah PEMANCAR KEMARAHAN. Tapi tidak terlambat untuk menyadarinya dan berubah. Ingat, kenegatifan tidak akan merubah apapun. Itu akan membuat anda terjebak dalam lingkaran setan. Jadi rubahlah pemikiran dan pembicaraan anda. Bicaralah tentang bagaimana anda mensyukuri hidup anda yang hanya sekali ini.
  3. Tidak memberi makan pikiran sendiri.
    Jika anda tidak secara terus menerus belajar dan berkembang sebagai manusiaberarti anda seperti TERGENANG DALAM KUBANGAN, seperti rawa yang tidak bisa ditumbuhi rumput hijau diatasnya.
    Itulah yang terjadi dalam pikiran anda jika anda tidak aktif mencari hal baru dan terus belajar.
    Tantangan hidup yang positif akan mengembangkan wawasan anda, bukan sebaliknya https://blogger.googleusercontent.com/img/proxy/AVvXsEglxrd7liJHARjlEoPN6Pm0rtpSRi1tGKbGesfZ-2a2rT2mwlRts0dHy5jkSMHSjyfbKft4QgT_a2G26g2sSomNjEkvraPtKHzyUYnrZS82pYBoGXblcu6-XDz5XrvNUR6kDMaTEZGZ0WB1ha8PUlZblpUjqlQ=
  4. Terus meremehkan diri sendiri.
    Berbicara sendiri atau setidaknya merenung bisa membuat gebrakan baru dalam hidup kita. Seperti kata Henry Ford"Saat anda berpikir anda bisa atau tidak bisa, keduanya adalah BENAR"
    Jadi jika anda mengatakan pada diri sendiri bahwa anda bisa, anda pasti BISA! Karena semua hal yang kita katakan pada diri sendiri akan menjadi KENYATAAN karena hanya diri andalah yang bisa merubah nasib anda sendiri.
  5. Tidak memiliki inspirasi dan gairah.
    Apakah anda mempunyai gairah pada suatu hal? Semisal olahraga atau melukis dan bermain musik? Ya, banyak orang yang tidak memiliki gairah pada hal apapun dalam hidupnya. Tapi ANDA HARUS MEMILIKI GAIRAH pada sesuatu yang positif. Jika bingung, mulailah meneliti ke masa lalu anda tentang apa yang anda pernah sukai lalu coba lakukan hal itu kembali.
  6. Tidak memiliki TARGET untuk masa depan.
    Sementara kita terlena dalam kehidupan SAAT INI, kita harus melihat kedepan dan menentukan tujuan hidup di masa depan. Jika anda tidak mempunyai GOAL (tujuan) dalam hidup, anda seperti kapal boat dengan BENSIN HABIS yang terombang ambing di lautan dan hanya menunggu waktu untuk TENGGELAM atau MENDARAT KEMANAPUN ombak MEMBAWA.
    Mulai SET tujuan hidup kita. Seperti GPS, hidup kita harus memiliki tujuan dan biarkan keteguhan hati kita yang membawa kita ke tujuan itu.
  7. Menghabiskan waktu dengan orang-orang yang tidak suportif.
    Memang mudah untuk TERJEBAK berkumpul dengan orang orang yang tidak memberi kita dorongan untuk melakukan hal baru. Hal itulah yang secara tidak sadar membuat kita STAGNAN tadi (seperti air dalam kubangan). Tapi jika anda terus menerus terjebak dengan orang-orang ini, anda akan seolah-olah ditarik untuk terus tidak berkembang bersama mereka SEUMUR HIDUP ANDA. Saya pribadi suka menyebut orang-orang ini sebagai DRAKULA PENGHISAP ENERGI.
    Janganlah memutus tali silaturrahmi dengan mereka tapi perlahan menjauhlah dan carilah lingkungan dengan orang-orang yang terus belajar dan saling mendukung. Kecuali jika anda benar-benar sama dengan mereka.
  8. Kecanduan bermain handphone.
    Ya, smartphone zaman sekarang memang memiliki semua yang kita harapkan dari sebuah handphone. Tapi sementara semua fitur handphone itu membuat kita terlena pikirkan kembali berapa banyak waktu yang sudah kita buang? Semisal kita menggunakan handphone sehari 15 jam, tidur 8 jam, maka hanya tinggal 1 jam waktu luang kita tersisa. Smarthpone memang mendekatkan yang jauh, tapi juga MENJAUHKAN YANG DEKATjika tidak digunakan DENGAN BIJAK.
  9. Membuang UANG untuk hal tidak penting.
    Ada perbedaan yang besar antara BUTUH dan INGIN. Atur ulang mana yang HARUS anda beli. dan yang MENARIK untuk anda beli.
    Ingat kebutuhan pokok manusia adalah SANDANG PANGAN PAPAN, seringkali banyak diantara kita melupakan hal mendasar tersebut dan menghamburkan uang kita untuk hobi atau hal sekunder bahkan tertier lain. Tapi tidak sedikit juga diantara kita yang sudah memiliki prioritas dalam kehidupannya. Mari mulai menentukan prioritas BELANJA dari sekarang sejak anda membaca paragraf ini!
  10. Kurang tidur.
    Saya memang bukan dokter umum, tapi saya sudah banyak membaca buku tentang keutamaan tidur. Intinya adalah tidur sangat penting bagi metabolisme tubuh yang mempengaruhi CARA BERPIKIR ANDA. Letakan Gadget anda di malam hari dan tidur lah jika sudah waktunya!
  11. Cuek dengan kesehatan tubuh sendiri.
    Tidak hanya tidur yang penting bagi hidup kita, MAKAN dan OLAHRAGA secara teratur pun sama pentingnya untuk mencapai hidup yang sehat. Bagi anda yang masih memiliki obesitas (terlalu gemuk) atau anoreksia (terlalu kurus), SEDIKIT mengatur ulang jadwal dan porsi makan serta olahraga akan memberikan peningkatan besar pada kehidupan kita.
  12. Hidup dalam zona nyaman.
    Saya tahu betapa mudah dan nikmat untuk hidup pada zona nyaman kita. Nyatanya, secara tidak sadar saat kita pergi ke restoran favorite kita selalu memesan makanan itu lagi dan itu lagi. Bukan karena kita takut makanan lain tidak enak, tapi karena kita sudah NYAMAN dengan makanan itu.
    Tapi bukan hanya zona nyaman macam demikian yang menjadi pokok bahasan saya. Saya ingin membahas tentang "RESIKO" yang akan meningkatkan kehidupan kita.
    Dan INGAT satu perbedaan tentang "RESIKO" dan "RESIKO YANG DIPERHITUNGKAN".
    RESIKO itu bisa mematikan, tapi RESIKO YANG DIPERHITUNGKAN adalah keputusan untuk berubah yang sudah dipertimbangkan dengan matang oleh kita, yang diikuti dengan aksi yang bijaksana untuk hidup kita.
  13. Terjebak dalam kehidupan yang tidak anda sukai.
Cara mengukur taraf kesuksesan seseorang adalah dengan melihat kebahagiannya. Apakah ANDA BAHAGIA? JIka tidak, ANDA HARUS MERUBAH SESUATU! Bahkan jika anda merasa hidup sudah terisi atau merasa puas dengan yang ada sekarang bukan berarti anda sudah menghidupi kehidupan terhebat yang mungkin anda hidupi.
Hidup seharusnya MENARIK! Jadi jika kita belum menikmati hidup, lihat kembali poin-poin diatas dan carilah sendiri cara untuk mengoreksinya.

Jika salah satu atau lebih 13 tanda ini menunjukan ANDA sekarang, jangan putus asa. ANDA MASIH BISA BERUBAH! Rasakanlah! Anda masih BERNAPAS. Sebuah anugerah gratis dari TUHAN untuk anda agar bisa terus melangsungkan hidup.

INGAT INI! Seringkali rintangan terbesar kita adalah PROSES BERPIKIR KITA SENDIRI.

Mulai sekarang, UBAHLAH POLA BERPIKIR ANDA
DAN RUBAH HIDUP ANDA SELAMANYA!


Sumber : Kasekus

CARA INOVATIF UNTUK ORANG PALING TIDAK INOVATIF

Banyak orang menganggap bahwa menjadi inovatif tidak pernah mudah. Proses inovasi harus ditempa dengan bertahun-tahun menekuni bangku kuliah atau pergi ke sebuah desa terpencil dimana ide bisa datang tanpa malu-malu. Ada pula sebagian anggapan bahwa inovasi adalah bakat, bawaan dari lahir, hingga menganggapnya sebuah takdir. Setuju atau tidak dengan ide tersebut, anda harus membaca 8 cara menjadi inovatif seperti yang dilansir Inc berikut.



1. Bayangkan skenario terburuk yang mungkin terjadi

Membayangkan hal yang baik-baik tentu cukup mudah. Cobalah bayangkan apa yang akan anda lakukan dengan uang miliaran hasil warisan, mungkin terbayang liburan di Hawaii atau berplesir ke mancanegara. Namun sekarang bayangkan bila anda jatuh bangkrut dan tidak memiliki harta. Mungkin anda tidak mau atau takut untuk melakukannya. Percayalah bahwa dengan berpikir mengenai hal terburuk yang mungkin terjadi akan menjadikan anda lebih inovatif. Jangan tanggung-tanggung, bayangkan yang paling buruk.

2. Memainkan game “why”

Selalu bertanya “kenapa” akan memberikan banyak jawaban yang mungkin belum anda pikirkan sebelumnya. Bayangkan rangkaian kejadian yang akan terjadi bila anda mengambil sebuah keputusan.

3. Berpura-puralah tidak punya uang

Saat anda berada dalam zona aman, utamanya secara finansial, biasanya anda akan mudah menepis atau mengacuhkan hal-hal kecil yang bisa jadi sangat bernilai. Berpura-puralah tidak punya uang, maka mau tidak mau anda harus bergerak untuk mempertahankan hidup. Situasi ini akan menstimulasi kerja otak untuk lebih inovatif. Anda akan memperhatikan hal yang benar-benar penting untuk hidup anda dan mampu merubah keadaan.

4. Berpura-puralah tidak ada aturan

Setiap organisasi dan perusahaan memiliki peraturan, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Namun cobalah untuk tidak membatasi diri pada sebuah aturan, anda akan lebih leluasa untuk mengembangkan imajinasi dan menjadi inovatif. Kadang sebuah peraturan bukanlah benar-benar sebuah aturan, namun sebuah rutinitas dimana anda menyelesaikan pekerjaan anda sehari-hari.

5. Berpura-puralah hanya punya 5 menit

Tidak banyak orang yang tahu bahwa kecepatan adalah salah satu inti dari inovasi. BIla anda menemui sebuah masalah, maka katakan pada diri anda bahwa anda hanya punya lima menit untuk menyelesaikannya. Segera lakukan hal yang perlu dilakukan dan ambillah sebuah keputusan.

6. Bayangkan kesempurnaan

Dalam merencanakan bisnis, biasanya kita akan menetapkan target dalam persentase. Peningkatan sales tahun depan harus mencapai 30 persen, misalnya. Sekarang bayangkan bahwa target anda adalah sebuh kesempurnaan. Bayangkan bahwa saat membangun sebuah bisnis, anda tidak menginginkan peningkatan, tapi kesempurnaan. Anda harus break down langkah-langkah yang harus anda lakukan dalam tahap-tahap yang lebih detail. Hal ini akan membantu otak anda untuk bekerja lebih inovatif. Selalu bayangkan kesempurnaan, dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai itu.

7. Kacaukan sesuatu dengan Sengaja

Dalam proses untuk menjadi lebih inovatif, kadang dibutuhkan sebuah eksperimen dimana kreativitas menjadi lebih terasah. Pilihlah sebuah proses atau tugas yang sudah berjalan lancar, lalu hentikan seketika atau kacaukan dengan sengaja dan lihatlah apa yang terjadi. Namun sebelum melakukan ini, pastikan proses atau tugas tersebut tidak berhubungan langsung dengan konsumen atau menyebabkan kerugian yang terlalu.

8. Berkunjunglah dan pinjam

Inovasi juga harus didorong dari luar. Oleh karenanya, lakukan kunjungan kerja dan lihat bagaimana orang lain melakukan sesuatu dengan baik. Pinjamlah hal itu dan coba terapkan dalam bisnis anda. Saat menggabungkan temuan itu dalam bisnis anda, mungkin hal itu bisa jadi inovasi yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

Sumber : kaskus

PENALARAN DEDUKTIF

Penalaran Deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.
Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional,instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahuluharus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian dilapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakankata kunci untuk memahami suatu gejala.
    Hukum-hukum Silogisme
a.     Prinsip-prinsip Silogisme kategoris mengenai term:
1.    Jumlah term tidak boleh kurang atau lebih dari tiga
2.    Term menengah tidak boleh terdapat dalam kesimpulan
3.    Term subyek dan term predikat dalam kesimpulan tidak boleh lebih luas daripada dalam premis.
4.    Luas term menengah sekurang-kurangnya satu kali universal.
b.    Prinsip-prinsip silogisme kategoris mengenai proposisi.
1.    Jika kedua premis afirmatif, maka kesimpulan harus afirmatif juga.
2.    Kedua premis tidak boleh sama-sama negatif.
3.    Jika salah satu premis negatif, kesimpulan harus negatif juga (mengikuti proposisi yang paling lemah)
4.    Salah satu premis harus universal, tidak boleh keduanya pertikular.
    Bentuk Silogisme Menyimpang
Dalam praktek penalaran tidak semua silogisme menggunakan bentuk standar, bahkan lebih banyak menggunakan bentuk yang menyimpang. Bentuk penyimpangan ini ada bermacam-macam. Dalam logika, bentuk-bentuk menyimpang itu harus dikembalikan dalam bentuk standar.
Contoh:
“Mereka yang akan dipecat semuanya adalah orang yang bekerja tidak disiplin. Kamu kan bekerja penuh disiplin. Tak usah takut akan dipecat”.
Bentuk standar:
“Semua orang yang bekerja disiplin bukanlah orang yang akan dipecat.
Kamu adalah orang yang bekerja disiplin.
Kamu bukanlah orang yang akan dipecat”.
Contoh : yaitu sebuah sistem generalisasi.
Laptop adalah barang eletronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi, DVD Player adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi.
Generalisasi : semua barang elektronik membutuhkan daya listrik untuk beroperasi.
Pengertian Premis Mayor dan Premis Minor
Premis mayor adalah pernyataan umum, sementara premis minor artinya pernyataan khusus. Proses itu dikenal dengan istilah silogisme. Silogisme merupakan proses penalaran di mana dari dua proposisi (sebagai premis) ditarik suatu proposisi baru (berupa konklusi). Misalnya : “Semua orang akhirnya akan mati” (premis mayor). Hasan adalah orang (premis minor). Oleh karena itu, “Hasan akhirnya juga akan mati” (kesimpulan). Jadi, berfikir deduktif adalah berfikir dari yang umum ke yang khusus. Dari yang abstrak ke yang konkrit. Dari teori ke fakta-fakta.
Jenis Penalaran Deduktif
Jenis penalaran deduktif yang menarik kesimpulan secara tidak langsung yaitu:
1. Silogisme Kategorial : Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi. Silogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Konditional hipotesis yaitu : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya Menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor.
Contoh :
Premis Mayor : Tidak ada manusia yang abadi
Premis Minor : Socrates adalah manusia
Kesimpulan : Socrates tidak abadi
Kaedah- kaedah dalam silogisme kategorial adalah :
1. Silogisme harus terdiri atas tiga term yaitu : term mayor, term minor, term penengah.
2. Silogisme terdiri atas tiga proposisi yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan
3. Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.
4. Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negative.
5. Dari premis yang positif, akan dihasilkan simpulan yang positif.
6. Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan.
7. Bila premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus.
8. Dari premis mayor khusus dan premis minor negatif tidak dapat ditarik satu simpulan.
2. Silogisme Hipotesis : Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis. Menurut Parera (1991: 131) Silogisme hipotesis terdiri atas premis mayor, premis minor, dan kesimpulan. Akan tetapi premis mayor bersifat hipotesis atau pengadaian dengan jika … konklusi tertentu itu terjadi, maka kondisi yang lain akan menyusul terjadi. Premis minor menyatakan kondisi pertama terjadi atau tidak terjadi. Ada 4 (empat) macam tipe silogisme hipotesis:
1. Silogisme hipotesis yang premis minornya mengakui bagian antecedent, seperti:
Jika hujan, saya naik becak.
Sekarang hujan.
Jadi saya naik becak.
2. Silogisme hipotesis yang premis minornya mengakui bagiar konsekuennya, seperti:
Bila hujan, bumi akan basah.
Sekarang bumi telah basah.
Jadi hujan telah turun.
3. Silogisme hipotesis yang premis minornya mengingkari antecedent, seperti:
Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka
kegelisahan akan timbul. Politik pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa, Jadi kegelisahan tidak akan timbul. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya, seperti:
Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah Pihak penguasa tidak gelisah. Jadi mahasiswa tidak turun ke jalanan.
Kaedah- kaedah Silogisme Hipotesis
• Mengambil konklusi dari silogisme hipotesis jauh lebih mudah dibanding dengan silogisme kategorik. Tetapi yang penting di sini adalah menentukan kebenaran konklusinya bila premis-premisnya merupakan pernyataan yang benar.
Bila antecedent kita lambangkan dengan A dan konsekuen dengan B, jadwal hukum silogisme hipotetik adalah:
1) Bila A terlaksana maka B juga terlaksana.
2) Bila A tidak terlaksana maka B tidak terlaksana. (tidak sah = salah)
3) Bila B terlaksana, maka A terlaksana. (tidak sah = salah)
4) Bila B tidak terlaksana maka A tidak terlaksana
Contoh :
a) Premis Mayor: Jika tidak turun hujan, maka panen akan gagal
Premis Minor: Hujan tidak turun
Konklusi : Sebab itu panen akan gagal.
b) Premis Mayor : Jika tidak ada air, manusia akan kehausan.
Premis Minor : Air tidak ada.
Kesimpulan : Manusia akan kehausan.
3. Silogisme Akternatif : silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain. Proposisi minornya adalah proposisi kategorial yang menerima atau menolak salah satu alternatifnya. Konklusi tergantung dari premis minornya.
Silogisme ini ada dua macam, silogisme disyungtif dalam arti sempit dan silogisme disyungtif dalam arti luas. Silogisme disyungtif dalam arti sempit mayornya mempunyai alternatif kontradiktif, seperti:
la lulus atau tidak lulus.
Ternyata ia lulus
Jadi, la bukan tidak lulus
Silogisme disyungtif dalam arti luas premis mayomya mempunyai alternatif bukan kontradiktif, seperti:
Xsa di rumah atau di pasar.
Ternyata tidak di rumah.
Jadi, di pasar
Silogisme disyungtif dalam arti sempit maupun arti iuas mempunyai dua tipe yaitu:
1. Premis minornya mengingkari salah satu alternatif, konklusi-nya adalah mengakui alternatif yang lain.
2. Premis minor mengakui salah satu alternatif, kesimpulannya adalah mengingkari alternatif yang lain.
Kaedah-kaedah silogisme alternatif :
1. Silogisme disyungtif dalam arti sempit, konklusi yang dihasilkan selalu benar, apabila prosedur penyimpulannya valid
2. Silogisme disyungtif dalam arti luas, kebenaran koi adalah sebagai berikut:
a. Bila premis minor mengakui salah satu alterna konklusinya sah (benar)
Contoh :
Rizki menjadi guru atau pelaut.
la adalah guru.
Jadi bukan pelaut
Rizki menjadi guru atau pelaut.
la adalah pelaut.
Jadi bukan guru
b. Bila premis minor mengingkari salah satu a konklusinya tidak sah (salah)
Contoh :
Penjahat itu lari ke Surabaya atau ke Yogya.
Ternyata tidak lari ke Yogya.
Jadi ia lari ke Surabaya. (Bisa jadi ia lari ke kota lain).
Rifki menjadi guru atau pelaut.
Ternyata ia bukan pelaut.
Jadi ia guru. (Bisa jadi ia seorang pedagang)
Contoh :
Premis Mayor : Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
Premis Minor : Nenek Sumi berada di Bandung.
Kesimpulan : Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.
4. Entimen : Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun tulisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulan.
Entimen atau Enthymeme berasal dari bahasa Yunani “en” artinya di dalam dan “thymos” artinya pikiran adalah sejenis silogisme yang tidak lengkap, tidak untuk menghasilkan pembuktian ilmiah, tetapi untuk menimbulkan keyakinan dalam sebuah entimem, penghilangan bagian dari argumen karena diasumsikan dalam penggunaan yang lebih luas, istilah “enthymeme” kadang-kadang digunakan untuk menjelaskan argumen yang tidak lengkap dari bentuk selain silogisme.
Menurut Aristoteles yang ditulis dalam Retorika, sebuah “retorik silogisme” adalah bertujuan untuk pembujukan yang berdasarkan kemungkinan komunikan berpendapat sedangkan teknik bertujuan untuk pada demonstrasi. Kata lainnya, entimem merupakan silogisme yang diperpendek.
Contoh :
Rumus Entimen:
PU : Semua A = B : Pegawai yang baik tidak pernah datang terlambat.
PK : Nyoman pegawai yang baik.
S : Nyoman tidak pernah datang terlambat
Entimen : Nyoman tidak pernah datang terlambat karena ia pegawai yang baik
Beberapa ciri utama dari penalaran deduktif, yaitu :
1. Jika semua premis benar maka kesimpulan pasti benar
2. Semua informasi atau fakta pada kesimpulan sudah ada, sekurangnya secara implisit, dalam premis.
Sumber :
1. http://wikiberita.net/news/165909-contoh-penalaran-deduktif.html
2. http://id.wikipedia.org/wiki/Logika
3. http://myth90.blogspot.com/2011/02/penalaran-deduktif.html
4. http://litstarss.blogspot.com/2010/03/penalaran-deduktif-serta-premis_09.html

5. http://rahmaekaputri.blogspot.com/2011/02/penalaran-deduktif.html
6. https://thekicker96.wordpress.com/penalaran-deduktif/

PENALARAN INDUKTIF

PENALARAN INDUKTIF
Penalaran merupakan pemiikiran, logika, pemahaman. Penalaran adalah proses berpikir yang dapat menghasilkan pengertian atau kesimpulan. Penalaran berlawanan dengan panca indera karena, nalar didapat dengan cara berpikir sehingga dapat mengetahui suatu kebenaran.

Induktif merupakan hal yang dari khusus ke umum. Sehingga dapat dikatakan berpikir induktif adalah pola berpikir melalui hal-hal yang dari khusus lalu dihubungkan ke hal-hal yang umum.

Penalaran Induktif adalah Proses yang berpangkal dari peristiwa yang khusus yang dihasilkan berdasarkan hasil pengamatan empirik dan mengjasilkan suatu kesimpulan atau pengetahuan yang bersifat umum.

Contoh penalaran induktif : kucing berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. kelinci berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Panda berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
Kesimpulan : semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.

Pada Penalaran Induktif terdapat beberapa bentuk.

     Bentuk-bentuk Penalaran Induktif: 
       a.)Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.

     Contoh:
  • Andika Pratama adalah bintang film, dan ia berwajah tamapan.
  • Raffi Ahmad adalah bintang film, dan ia berwajah tampan.
 Generalisasi: Semua bintang film berwajah tampan. Pernyataan “semua bintang film berwajah tampan” hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.
Contoh kesalahannya: Sapri juga bintang iklan, tetapi tidak berwajah tampan.

   Macam-macam generalisasi :
1.    Generalisasi sempurna: Generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh: sensus penduduk

2.    Generalisasi tidak sempurna: Generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomenayang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh: Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantaloon.

Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna. Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.

      b.) Analogi
Analogi dalam ilmu bahasa adalah persamaan antar bentuk yang menjadi dasar terjadinya bentuk-bentuk yang lain. Analogi merupakan salah satu proses morfologi dimana dalam analogi, pembentukan kata baru dari kata yang telah ada.

Analogi dilakukan karena antara sesuatu yang diabandingkan dengan pembandingnya memiliki kesamaan fungsi atau peran. Melalui analogi, seseorang dapat menerangkan sesuatu yang abstrak atau rumit secara konkrit dan lebih mudah dicerna. Analogi yang dimaksud adalah anlogi induktif atau analogi logis.

Contoh analogi :
Untuk menjadi seorang pemain bola yang professional atau berprestasi dibutuhkan latihan yang rajin dan ulet. Begitu juga dengan seorang doktor untuk dapat menjadi doktor yang professional dibutuhkan pembelajaran atau penelitian yang rajin yang rajin dan ulet. Oleh karena itu untuk menjadi seorang pemain bola maupun seorang doktor diperlukan latihan atau pembelajaran.


Jenis-jenis Analogi:

1. Analogi induktif :
Analogi induktif, yaitu analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada fenomena kedua. Analogi induktif merupakan suatu metode yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua barang khusus yang diperbandingkan. 

Contoh analogi induktif :
Tim Uber Indonesia mampu masuk babak final karena berlatih setiap hari. Maka tim Thomas Indonesia akan masuk babak final jika berlatih setiap hari.

2. Analogi deklaratif :
Analogi deklaratif merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Cara ini sangat bermanfaat karena ide-ide baru menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah kita ketahui atau kita percayai.

contoh analogi deklaratif :
deklaratif untuk penyelenggaraan negara yang baik diperlukan sinergitas antara kepala negara dengan warga negaranya. Sebagaimana manusia, untuk mewujudkan perbuatan yang benar diperlukan sinergitas antara akal dan hati.

    c)      Hubungan kausalpenalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Hubungan kausal (kausalitas) merupakan perinsip sebab-akibat yang sudah pasti antara segala kejadian, serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya, merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan. Keharusan dan keaslian sistem kausal merupakan bagian dari ilmu-ilmu manusia yang telah dikenal bersama dan tidak diliputi keraguan apapun.

Macam hubungan kausal : 
1 Sebab- akibat. 
Contoh: Penebangan liar dihutan mengakibatkan tanah longsor. 
 2. Akibat – Sebab. 
Contoh: Andri juara kelas disebabkan dia rajin belajar dengan baik.

3.  Akibat – Akibat.Contoh:Toni melihat kecelakaan dijalanraya, sehingga Toni beranggapan adanya korban kecelakaan.


http://storiangga.blogspot.co.id/2012/12/pengertian-penalaran-induktif.html

ASPEK PENALARAN DALAM KARANGAN ILMIAH

A. DEFINISI PENALARAN
Menurut Minto Rahayu, (2007 : 35), “Penalaran adalah proses berpikir yang sistematis untuk memperoleh kesimpulan atau pengetahuan yang bersifat ilmiah dan tidak ilmiah. Bernalar akan membantu manusia berpikir lurus, efisien, tepat, dan teratur untuk mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan. Dalam segala aktifitas berpikir dan bertindak, manusia mendasarkan diri atas prinsip penalaran. Bernalar mengarah pada berpikir benar, lepas dari berbagai prasangka emosi dan keyakinan seseorang, karena penalaran mendidik manusi bersikap objektif, tegas, dan berani, suatu sikap yang dibutuhkan dalam segala kondisi”.
Dalam sumber yang sama, Minto Rahayu, (2007 : 35), “Penalaran adalah proses berpikir yang logis dengan berusaha menhubung-hubungkan fakta untuk memperoleh suatu kesimpulan. Suatu karangan sesederhana apapun akan mencerminkan kualitas penalaran seseorang. Penalaran akan terlihat dalam pola pikir penyusun karangan itu sendiri. Fakta adalah kenyataan yang dapat diukur dan dikenali. Untuk dapat bernalar, kita harus mengenali fakta dengan baik dan benar. Fakta dapat dikenali melalui pengamatan, yaitu kegiatan yang menggunakan panca indera, melihat, mendengar, membaui, meraba, dan merasa. Dengan mengamati fakta, kita dapat menghitung, mengukur, menaksir, memberikan ciri-ciri, mengklasifikasikan, dan menghubung-hubungkan. Jadi, dasar berpikir adalah klasifikasi”.

B. MENULIS SEBAGAI PROSES PENALARAN

Menulis merupakan proses bernalar. Untuk menulis suatu topik kita harus berfikir, menghubung-hubungkan berbagai fakta, membandingkan dan sebagainya.

C. Jenis Penalaran
Minto Rahayu, (2007 : 41), penalaran dapat dibedakan dengan cara berfikir dan bernalar, induktif serta deduktif. Berikut ini adalah penjelasannya:

1. Berfikir dan Bernalar 
Selama kita sadar maka kita selalu berfikir. Pada waktu kita berfikir, dalam benak kita timbul serangkaian gambar tentang sesuatu yang tidak hadir secara nyata. Kegiatan ini dapat tidak terkendali, terjadi dengan sendirinya, tanpa kesadaran penuh, misalnya saat kita melamun. 
Kegiatan berfikir yang lebih tinggi dilakukan secara sadar, tersusun dalam urutan yang saling berhubungan dan bertujuan untuk sampai kepada kesimpulan atau disebut dengan bernalar.
Proses penalaran/bernalar merupakan proses berfikir yang sistematis untuk memperoleh kesimpulan berupa pengetahuan. Penalaran merupakan suatu corak atau cara seseorang mengunakan nalarnya dalam menarik kesimpulan sebelum akhirnya orang tersebut berpendapat dan mengemukakannya kepada orang lain. Kegiatan penalaran dapat bersifat ilmiah dan non ilmiah. Dari prosesnya, penalaran dapat dibedakan sebagai penalaran induktif dan deduktif, berikut penjelasannya: 

1.1. Penalaran Induktif 
Penalaran induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus. Proses induksi dapat dibedakan menjadi:
a. Generalisasi ialah proses berpikir berdasarkan pengamatan atas sejumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu untuk menarik kesimpulan umum mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa.
b. Analogi ialah suatu proses berpikir untuk menarik kesimpulan atau inferensi tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan beberapa gejala khusus lain yang memiliki sifat-sifat atau ciri-ciri esensial penting yang bersamaan.
c. Sebab akibat, prinsip umum hubungan sebab akibat menyatakan bahwa semua peristiwa harus ada penyebabnya.

1.2. Penalaran Deduktif 
Penalaran deduktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Penalaran dalam karangan. Dalam praktiknya proses induktif dan deduktif ini diwujudkan dalam satuan-satuan tulisan yang merupakan paragraf. Pada paragraf deduktif kalimat utamanya terdapat pada awal kalimat, sedangkan pargraf induktif pada akhir kalimat.

Proses induktif dan deduktif juga diterapkan dalam mengembangkan seluruh karangan. Karya ilmiah merupakan sintesis antara proses induktif dan deduktif. Yang diuraikan diatas adalah arah atau alur penalaran dan bagaimana perwujudannya di dalam tulisan atau karangan.

2. Isi Karangan 

Isi karangan menyajikan fakta yang berupa benda, kejadian, gejala, sifat ramalan, dan sebagiannya. Karya ilmiah membahas fakta meskipun untuk pembahasan ini diperlukan teori atau pendapat. Dalam bagian ini akan dibahas hal-hal yang berhubungan dengan fakta, yaitu generalisasi dan spesifikasi, klasifikasi, perbandingan dan pertentangan, hubungan sebab akibat, analogi, dan ramalan.

2.1. Urutan Logis
Suatu karangan harus merupakan suatu kesatuan, sehingga harus dikembangkan dalam urutan yang sistematis, jelas, dan tegas. Urutan dapat disusun berdasarkan waktu, ruang, alur nalar, kepentingan dan sebagainya.

2.1.1 Urutan Waktu (kronologis)
Perhatikan paragraf berikut :
Dahulu sebelum cara immunisasi ditemukan selama puluhan abad, puluhan ribu penduduk dunia mati akibat berbagai penyakit. Di Inggris saja sebelum ditemukan vaksin cacar, kurang lebih 80.000 ribu orang mati karena penyakit itu. Penemuan vaksin sejak abad ke-18 sangat memperkecil angka kematian tersebut.

Tulisan di atas dikembangkan secara kronologis, artinya berdasarkan urutan waktu. Perhatikan kata-kata yang menunjukkan hubungan kronologis tersebut. Urutan kronologis di dalam tulisan secara eksplisit dinyatakan dengan kata-kata atau ungkapan-ungkapan seperti : dewasa ini, sekarang, bila, sebelum, sementara, selanjutnya dan sebagainya.
Pengembangan tulisan dengan urutan kronologis biasanya dipergunakan dalam memaparkan sejarah, proses, asal-usul, dan riwayat hidup (biografi).

2.1.2 Urutan Ruang (Spasial)
Urutan ini dipergunakan untuk menyatakan tempat atau hubungan dengan ruang.
Contoh :
Jika anda memasuki pekarangan bangunan kuno itu, setelah anda melalui pintu gerbang kayu penuh ukiran indah, Anda akan berada pada jalan berlantai batu hitam yang membelah suatu lapangan rumput yang dihiasi petak bunga-bungaan dan pohon-pohonan peneduh. Di kiri kanan jalan itu agak ke tengah terdapat lumbung padi, puncaknya berbentuk seperti tanduk dan beratap ijuk.

Ungkapan yang tercetak miring adalah menyatakan urutan ruang.

2.1.3 Urutan Alur Penalaran 
Berdasarkan alur penalarannya, suatu paragraf dapat dikembangkan dalam urutan umum-khusus dan khusus-umum. Urutan ini menghasilkan paragraf deduktif dan induktif. Urutan umum – khusus banyak dipergunakan dalam karya ilmiah. Tulisan yang paragraf-paragrafnya dikembangkan dalam urutan ini secara menyeluruh lebih mudah dipahami isinya. Dengan membaca kalimat-kalimat pertama pada paragraf, maka pembaca dapat mengetahui garis besar isi seluruh karangan.
Contoh :
Semua mahasiswa selalu memperingati HUT Proklamasi Negara Kesatuan Republik Indonesia setiap tanggal 17 Agustus sebagai wujud dari nasionalisme. Beberapa hal yang bisa mereka tunjukkan adalah dengan mengadakan berbagai acara seperti lomba pidato, mengarang, debat dll.

2.1.4 Urutan Kepentingan 
Suatu karangan dapat dikembangkan dengan urutan berdasarkan kepentingan gagasan yang dikemukakan. Dalam hal ini arah pembicaraan ialah dari yang paling penting sampai kepada yang paling tidak penting atau sebaliknya.

3.1.1 Generalisasi dan Spesifikasi 
Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diamati Dalam pengembangan karangan, generalisasi perlu ditunjang atau dibuktikan dengan fakta-fakta, contoh- contoh, data statistik dan sebagainya.

Contoh Paragraf Generalisasi : 
Untuk menjadi karyawan PT Digital Modern, syarat utamanya adalah sarjana. Akan tetapi, tidak cukup sarjana saja. Calon karyawan harus memiliki Indeks Prestasi bagus di Perguruan Tingginya, minimal 2,75. Calon karyawan juga harus menguasai salah satu bahasa asing, Inggris atau Mandarin. Jika semua persyaratan administratif sudah terpenuhi, mereka harus lulus serangkaian tes yang diselenggarakan oleh PT Digital Modern. Jadi, memang tidak mudah untuk dapat diterima menjadi karyawan PT Digital Modern 

3.1.2 Analogi 
Penalaran analogi dilakukan dengan cara membandingkan dua hal yang berbeda, tetapi keduanya memiliki beberapa sisi persamaan Penalaran kausalitas menunjukkan hubungan : Sebab - akibat atau akibat - sebab.

Contoh paragraf analogi :
Orang yang memiliki ilmu pengetahuan luas dan berpendidikan tinggi seharusnya bersifat seperti padi. Setangkai padi yang mulai berisi akan merunduk. Makin bernas bulir padi itu, makin merunduk tangkainya. Begitu pula manusia yang berilmu dan berpendidikan tinggi. Semakin ia berwawasan, semakin ia merendahkan hatinya seperti merunduknya setangkai padi yang berbulir bernas.

3.1.3 Penalaran kausalitas menunjukkan hubungan sebab- akibat atau akibat-sebab

Contoh paragraf kausalitas (sebab-akibat)
Penduduk dari daerah banyak yang hijrah ke Jakarta. Mereka terimingi-imingi oleh gambaran kehidupan mewah di Jakarta dan kemudahan mencari kerja. 
Akibatnya, Jakarta semakin penuh oleh pendatang Lalu lintas Jakarta makin lama makin padat. Kebijakan pemerintah tentang MRT belum bisa terlaksana, sedangkan pertumbuhan mobil semakin tidak terkendali.

D. KETERKAITAN PENALARAN DALAM PROSES PENULISAN ILMIAH
Suatu karangan sesederhana apapun akan mencerminkan kualitas penalaran seseorang. Penalaran itu akan tampak dalam pola pikir penyusuan karangan itu sendiri. Penalaran dalam suatu karangan ilmiah mencakup 5 aspek. Kelima aspek tersebut adalah:

1) Aspek Keterkaitan
Aspek keterkaitan adalah hubungan antar bagian yang satu dengan yang lain dalam suatu karangan. Artinya, bagian-bagian dalam karangan ilmiah harus berkaitan satu sama lain. Pada pendahuluan misalnya, antara latar belakang masalah – rumusan masalah – tujuan – dan manfaat harus berkaitan. Rumusan masalah juga harus berkaitan dengan bagian landasan teori, harus berkaitan dengan pembahasan, dan harus berkaitan juga dengan kesimpulan.

2) Aspek Urutan
Aspek urutan adalah pola urutan tentang suatu yang harus didahulukan atau ditampilkan kemudian dari hal yang paling mendasar ke hal yang bersifat pengembangan. Suatu karangan ilmiah harus mengikuti urutan pola pikir tertentu. Pada bagian Pendahuluan, dipaparkan dasar-dasar berpikir secara umum. Landasan teori merupakan paparan kerangka analisis yang akan dipakai untuk membahas. Baru setelah itu persoalan dibahas secara detail dan lengkap. Di akhir pembahasan disajikan kesimpulan atas pembahasan sekaligus sebagai penutup karangan ilmiah.


3) Aspek argumentasi
Aspek argumentasi adalah bagian yang menyatakan fakta, analisis terhadap fakta, pembuktian suatu pernyataan, dan kesimpulan dari hal yang telah dibuktikan. Hampir sebagian besar isi karangan ilmiah menyajikan argumen-argumen mengapa masalah tersebut perlu dibahas (pendahuluan), pendapat-pendapat atau temuan-temuan dalam analisis harus memuat argumen-argumen yang lengkap dan mendalam.

4) Aspek Teknik Penyusunan
Aspek teknik penyusunan adalah bagaimana pola penyusunan yang dipakai, apakah digunakan secara konsisten, karangan ilmiah harus disusun dengan pola penyusunan tertentu dan terknik bersifat baku dan universal. Untuk itu pemahaman terhadap teknik penyusunan karangan ilmiah merupakan syarat multak yang harus dipenuhi jika orang akan menyusun karangan ilmiah.

5) Aspek Bahasa
Aspek bahasa adalah bagaimana penggunaan bahasa karangan ilmiah harus disusun dengan bahasa yang baik, benar dan ilmiah. Penggunaan bahasa yang tidak tepat justru akan mengurangi kadar keilmiahan suatu karya sastra lebih-lebih untuk karangan ilmiah akademis



SUMBER :

http://yudinda.blogspot.co.id/2015/04/aspek-penalaran-dalam-karangan-ilmiah.html
http://agungpribowo1994.blogspot.co.id/2015/04/aspek-penalaran-dalam-karangan-ilmiah.html
http://lestarianggriani.blogspot.co.id/2015/04/aspek-penalaran-dalam-karangan-ilmiah.html
http://nurii-thaa.blogspot.com/2014/03/konsep-penalaran-ilmiah-dalam-penulisan.html

http://masyitohrahmiwindarti1803.blogspot.co.id/2015/11/aspek-penalaran-dalam-karangan-ilmiah.html